SISTEM REGULASI
(Bintik Buta)
1.1 Tujuan
Mengetahui Adanya Bintik Buta
1.2 Landasan Teori
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqrus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang asuk ke bagian bintik kuning retina akan menganai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optic ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda.
1.3 Alat dan Bahan
1. Kertas manila dan berwarna putih
2. Penggaris kayu
3. Spidol atau pulpen
1.4 Cara Kerja
1. Sediakan kertas manila berukuran lebar 3 cm dan panjang 14 cm
2. Buatlah tanda silang (x) dan tanda (y) pada kertas tersebut dengan jarak antara (x) dan (y) sejauh 10 cm
3. Peganglah kertas dengan tangan kiri sejauh 50 cm di depan mata, tanda (y) dipasang di sebelah dalam
4. Pusatkan pandangan mata kiri pada tanda (y) dan
tutup mata kanan
5.
Dengan mata kiri tetap terpusat pada tanda (y),
dekatkan kertas perlahan-lahan hingga tanda silang (x) hilang dan kemudian
tampak kembali
6.
Ukur dan catatlah dalam tabel pada jarak berapa
tanda silang (x) hilang dan pada jarak berapa tanda silang (x) muncul kembali
7.
Baliklah letak tanda (y) dan ulangi prosedur di
atas dengan mata kanan juga sebanyak 3 kali
1.5 Hasil Percobaan
a). Dengan menutup mata kanan
No
|
Nama
|
X Hilang
|
X Muncul
|
1
|
Aldi Sanjaya
|
41
|
30
|
2
|
Asep Miqdar
|
39
|
33
|
3
|
Candra Riswanto
|
44
|
28
|
4
|
Ilham Maulana
|
40
|
31
|
5
|
Lutfi Rizki Sumirat
|
40
|
34
|
6
|
M Resha Setya .G
|
43
|
29
|
7
|
Rafii Abdul Rafi
|
41
|
30
|
8
|
Saepul Malik
|
47
|
35
|
9
|
Sucipto Rizky Permana
|
46
|
30
|
10
|
Teten M. Zaenuddin
|
36
|
27
|
Rata- Rata
|
41.7
|
30.7
|
1.6 Analisis Data
Terdapat perbedaan jarak hilangnya tanda lingkaran pada
waktu pengamatan. Secara keseluruhan, rata-rata hasil menunjukkan perbedaan
jaraknya hanya sedikit.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu,
karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik
retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut
jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda
antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata
frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila
rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.
1.7 Kesimpulan
Jadi, bintik buta adalah daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang, sehingga bila suatu bayangan jatuh pada bintik tersebut, maka tidak dapat terlihat bayangannya. jarak bintik buta setiap manusia berbeda-beda.
LUAS DAERAH BINTIK BUTA
2.1 Tujuan
Mengetahui luas daerah yang dipengaruhi bintik buta
2.2 Landasan Teori
Bintik buta adalah daerah tempat sarap optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam kehiduan sehari – hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta, karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang menyadarinya.
Luas atau sempitnya bintik buta di pengaruhi oleh luas atau sempitnya jarak antara sel konus dengan sel batang Dan juga karena factor jarak jika jaraknya dekat maka bintik buta nya sempit dan jika jaraknya jauh maka luas daerahnya luas.
1. Daerah bintik buta nya yang lebar berarti jarak antara sel batang dengan sel konus agak lebar
2. Daerah bintik buta nya yang sempit berarti jarak antara sel batang dengan sel konusnya sempit
2.3 Alat dan Bahan
1. Karton manila warna putih
2. Penggaris kayu panjang 1 meter
3. Spidol
4. Paku payung atau selotip
2.4 Cara kerja
(A)
1. Ambilah karton manila putihdenganukuran 30 x 85 cm.
Buatlah garis AB pada pertengahan kertas, kemudian buatlah titik C pada garis AB tersebut dan letakan titik C dekat pada A
2. Ambilah kertas yang lain denganukuran 2 x 5 cm.
buatlahtitik P dengan garis tengah 2 mm pada salah satu sisi kertas
3. Setelah seorang siswa duduk di kursi menghadap
kepapan tulis
Perhatian
a. Selama melakukan percobaan,
orang yang duduk di kursi tidak boleh bergeser dari tempat duduknya.
b. Badan dan kepala tidak
boleh bergerak, supaya jarak mata kanan dengan titik C tetap dan tetap tegak
lurus pada titik C.
c. Mata kiri tetap
tertup.
(B)
1. Jarak mata kanan antara
pelaku percobaan dan titik C pada karton di papan tulis sebesar 0.5 m ( gunakan
penggaris panjang) mata kiri di tutup.
2. Murid lain ( bukan yang
duduk) mengambil kertas no 2 dan menghimpitkan titik p dengan titik C
3. Geserkan titik P
perlahan-lahan ke arah B melalui garis AB sampai titik P menghilang. Berilah
tanda titik D pada waktu titik P mulai menghilang. Kemudian geserkan terus
titik P pada garis AB sampai titik P kelihatan lagi. Berilah tanda E pada
tempat mulainya titik P muncul kembali ( waktu titik P digeserkan
perlaha-lahan, pandangan mata kanan pelaku percobaan memamdang tegak lurus pada
titik C, tidak oleh bergeser mengikuti titik P).
4. Ulangi sekali lagi, teapi
geserkan titik P dengan arah dari B ke A untuk menentukan dengan pasti letak
titik E dan D yang sebenarnya.
5. Letakan titik R ditengah
titik DE. Tarik garis M tegak lurus dengan DE melalui titik R. Buatlah garis N
dan melalui titik R dengan ketetuan sebagai berikut : sudut = 45’ garis tegak
lurus pada N
6. Geserkan titik P melalui
garis A-B, M dan N berturut-turut untuk memproleh titik-titik yang menghilang
dan yang muncul kembali seperti perlakuan no3 dan 4 di atas.
7. Hubungkanlah semua
titik-titik yang diperoleh itu. Tentukan bidang yang yang di bentuk titik
8. Ulangi percobaan di atas di
atas dengan jarak 1 meter
No
|
Nama
|
Jarak 50 cm
|
Jarak 100 cm
|
1
|
Aldi Sanjaya
|
10.1 cm
|
10.6 cm
|
2
|
Asep Miqdar
|
9.2 cm
|
10.8 cm
|
3
|
Candra Riswanto
|
9 cm
|
12.7 cm
|
4
|
Ilham Maulana
|
13.7 cm
|
14.5 cm
|
5
|
Lutfi Rizki Sumirat
|
7.5 cm
|
13.3 cm
|
6
|
M Resha Setya .G
|
8.8 cm
|
10.2 cm
|
7
|
Rafii Abdul Rafi
|
11.7 cm
|
20 cm
|
8
|
Saepul Malik
|
5.7 cm
|
12.9 cm
|
9
|
Sucipto Rizky Permana
|
8.5 cm
|
11 cm
|
10
|
Teten M. Zaenuddin
|
6.8 cm
|
13.1 cm
|
Rata- Rata
|
9.1 cm
|
12.9 cm
|
2.6 Analisis
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa luas
daerah bintik buta tiap orang berbeda-beda dan tidak ada seorang pun yang sama,
dan luas daerah dilihat dari 0.5 meter lebih kecil dari dilihat dari jarak 1
meter.
2.7 Kesimpulan
Perbandingan luas daerah perbandingan bintik buta yang di peroleh
pada jarak 0,5 m lebih kecil bila di bandingkan dengan luas daerah pengaruh
bintik buta pada jarak 1 meter. Bentuk dan luas daerah yang di pengaruhi bintik
buta pada setiap orang berbeda.
Bintik buta adalah daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian
dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam kehiduan
sehari – hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta, karena bintik
buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di ketahui orang umum.
Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang menyadarinya.
Luas atau sempitnya bintik buta di pengaruhi oleh luas atau
sempitnya jarak antara sel konus dengan sel batang Dan juga karena factor jarak
jika jaraknya dekat maka bintik buta nya sempit dan jika jaraknya jauh maka
luas daerahnya luas.
1. Daerah bintik buta nya yang lebar berarti jarak
antara sel batang dengan sel konus agak lebar
2. Daerah bintik buta nya yang sempit berarti jarak
antara sel batang dengan sel konusnya sempit
0 komentar:
Posting Komentar